Katakan Tidak Demi Kesehatan Mental
Ada satu hal sederhana dalam hidup untuk menjaga agar kesehatan mental kita terjaga dengan baik. Yaitu dengan mengatakan TIDAK. Terdengar mudah memang, apa sih susahnya mengatakan tidak? Tapi, faktanya yang terjadi dalam hidup ini justru berkata tidak, memang enggak semudah itu. Ada banyak hal yang bisa membuat kita kesulitan berkata tidak. Tapi, ada juga cara biar kita bisa dengan mudah berkata tidak tanpa menyakiti orang lain..
Mengatakan tidak pada orang yang tak terlalu dekat dengan kita, mungkin mudah. Tapi, bagaimana jika kita harus mengatakan tidak pada anggota keluarga, sahabat, teman dekat, rekan profesional, hingga rekan di pekerjaan. Tentu ada kalanya kita merasa sungkan atau tidak enak sampai merasa bersalah jika menolak permintaan mereka.
Bagaimanapun juga belajar mengatakan tidak dan mengetahui apa saja hal yang bisa kita tolak tanpa merasa bersalah, sangat penting untuk menjaga kesehatan mental kita. Membuat batasan, mana yang akan kita terima dan mana yang akan kita tolak bisa membantu kita terlepas dari rasa sungkan dan tidak enak saat mengatakan tidak.
Di artikel ini, aku ingin menuliskan cara agar mudah berkata tidak tanpa mengganggu kegiatan dan tanpa membuat kita tidak nyaman. Kita sama-sama belajar di artikel ini, ya. Karena, aku pribadi juga masih belajar untuk membuat batasan tertentu agar terhindar dari beban mental berlebih saat kesulitan mengatakan tidak.
Kekuatan Berkata Tidak
Di sini aku bukan mengajarkanmu untuk tidak mau membantu orang. Apalagi mengajarkan untuk menolak permintaan orang tua atau saudara dekat. Tapi, belajar melihat hal apa saja yang masih bisa kita tolak tanpa merasa sungkan.
Berkata tidak memang enggak mudah. Apalagi kalau kita termasuk orang yang ingin selalu membuat orang lain senang. Atau termasuk orang yang terlalu sungkan untuk menolak. Tentunya, bukan berarti menjadi orang yang mudah menolong itu selalu baik. Ada kalanya justru bisa menjadi beban bagi seseorang ketika permintaan tersebut sudah berlebihan.
Dengan berkata tidak, bisa memudahkan kita juga melihat apakah hal tersebut sesuai dengan prioritas kita atau tidak. Bahkan, bisa membuat kita memahami apakah hal tersebut melanggar prinsip hidup atau tidak.
Salah satu contoh yang terlalu banyak dimaklumi adalah ketika seseorang memberikan tanggung jawab pada kita untuk menyelesaikan permasalahan yang justru bukan terjadi karena diri kita. Menyelesaikan permasalahan yang dilakukan oleh orang lain akan menggerus mental kita secara perlahan. Karena itu, ketika kita memiliki batasan yang jelas, ini akan membantu kita tidak merasa sungkan saat menolak.
Katakan Tidak Untuk Mental Yang Sehat
Menjadi YES Man atau orang yang selalu berusaha menyenangkan semua orang dengan menerima apapun permintaan orang lain. Bisa merusak hubungan kita dengan orang lain juga loh. Bahkan, bisa menjadi beban yang tak terlihat dan kadang tidak disadari hingga mengganggu kestabilan emosi.
Hal ini sering juga dijadikan topik pembahasan di drama-drama korea yang aku tonton. Ketika tokoh dalam drama dimintai tolong untuk menyelesaikan pekerjaan yang bukan job desc-nya. Sementara di rumah, ia sudah ditunggu oleh anaknya. Namun, karena dia tidak bisa menolak, alhasil justru membuat keluarganya terluka. Dan mengerjakan pekerjaan orang lain sementara itu bukan tugasnya, merupakan tindakan yang tidak professional pastinya.
Karena itu, ketika kita bisa menolak dan jelas dengan batasan dalam hidup. Tanpa merasa bersalah karena memang kita secara sadar paham, bahwa itu bukan tugas, kewajiban sampai tanggung jawab kita. Maka kita akan terhindar juga dari masalah lain yang mungkin akan timbul dari menuruti apa saja permintaan orang.
Keuntungan Mengatakan Tidak
Dengan mengatakan tidak atau menolak permintaan seseorang, kita bisa :
-Menentukan prioritas kebutuhan kita hingga prioritas yang berkaitan dengan prinsip hidup
-Bisa belajar menerima permintaan dari hati bukan karena terpaksa atau karena sungkan
-Membangun batasan yang membuat hubungan kita dengan orang lain justru lebih sehat
-Mampu mengetahui apakah hubungan kita dengan seseorang dalam hidup kita ini termasuk toxic relationship atau bukan
Belajar Menolak Permintaan
Sebelum mulai mengatakan tidak atau menolak permintaan yang mungkin benar-benar dibutuhkan oleh orang lain. Sebaiknya kita belajar menentukan batasan terlebih dahulu.
Batasan Dalam Keluarga
Jika kita adalah anak dan ingin menolak permintaan orangtua tanpa menjadikan kita anak yang durhaka. Maka ada beberapa hal yang berkaitan dengan syariat agama, dimana ini akan mempermudah kita sehingga kita tak perlu merasa sungkan.
Dalam Islam, kita boleh menolak permintaan orang tua ketika kita diminta untuk melakukan maksiat, murtad dari agama islam, melakukan hal yang diharamkan oleh agama, tidak melakukan kewajiban dalam beragama hingga segala hal yang merusak aqidah serta keimanan kita. Itu semua boleh kita tolak.
Tapi ada juga permintaan yang boleh kita tolak. Semisalnya, kita diwajibkan untuk membayar hutang yang merupakan hutang milik orang lain bukan hutang orangtua kita. Karena itu bukan kewajiban kita. Bahkan, kita pun boleh menolak jika permintaan tersebut melebihi dari kemampuan financial kita.
Jangan sampai permintaan orang tua justru membuat kita rela berhutang, rela mengambil yang bukan milik kita sampai rela menyakiti orang lain. Karena hal ini justru mengandung banyak mudharat dibanding manfaat.
Ini baru hubungan dengan orang tua. Bagaimana dengan adik, kakak, sepupu, om, tante, bude, dan dengan kerabat yang lain?
Semuanya sama seperti dengan orang tua. Selama bisa mengganggu aqidah, akhlak sampai keimanan kita. Maka jauhi dan tolak. Apalagi kalau kadar keburukannya lebih banyak dari kebaikannya, maka kita harus dengan tegas menolak tanpa harus merasa sungkan. Sebab, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam menegaskan agar kita meninggalkan hal yang meragukan atau membuat kita ragu-ragu.
Katakan Tidak Pada Rekan Kerja
Batasan yang pertama tentu harus sesuai dengan syariat terlebih dahulu. Selain itu, ada juga batasan seperti misalnya, ketika kita diminta mentraktir teman padahal saat itu tidak memiliki uang berlebih. Kita sangat boleh untuk menolak dengan baik. Bisa tawarkan dengan memberi jadwal traktir dimana kita tahu saat itu kita memiliki uang berlebih. Atau tawarkan hal lain yang lebih bermanfaat misal dengan makan bersama di rumah atau memasak sendiri makanan untuk dibagikan ke teman kita.
Atau ketika kita dimintai tolong untuk mengantarkan teman yang bukan mahram, hanya karena didasari pada rasa tidak tega, ini tentu akan mendatangkan keburukan. Maka kita bisa tawarkan alternatif lain. Misal teman yang bukan mahram kita ini, pulang dengan transportasi online lain.
Bisa juga dengan menolak saat diminta mengerjakan tugas yang tidak sesuai dengan job desc kita. Apalagi kalau permintaan tersebut bisa mempersulit kita di kemudian hari. Entah kita dipecat atau justru memutus pertemanan dengan rekan lainnya. Sebaiknya, kita harus berani menolak jika kadar keburukan serta resikonya lebih besar daripada kebaikan.
Mengatakan YA Pada Diri Kita
Apapun alasan yang membuat kita mengatakan TIDAK pada klien, orang tua, sahabat, saudara, kita tidak semestinya merasa khawatir dan bersalah karena menolak. Tentunya, karena kita sudah memiliki batasan yang jelas yang sudah kita sepakati dengan diri kita sendiri. Dengan mengatakan tidak, kita sudah memprioritaskan diri kita agar tetap berjalan pada koridor yang memang sudah ditentukan sesuai dengan syariat agama dan kemampuan.
Sebab, Allah saja tidak pernah memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan kita. Mengapa kita justru merasa bersalah ketika menolak sesuatu yang berada di luar kemampuan kita?
Merasa bersalah-lah saat kita tidak taat pada Allah Tuhan Yang Menciptakan kita.